(Workshop) Konten Kreator BBGP Jateng Sesi Berbagi Praktik Baik
Teknologi sudah semakin masuk ke dalam kehidupan. Informasi menjadi sesuatu yang dicari. Netizen mampu mengangkat atau menjatuhkan dari sebuah konten.
Narasumber: Mb Galih Sulistyaningra dan Mb. Nurul
Narasumber Pertama
1. Galih Sulistyanigra
Guru SD Lulusan UCL Inggris. S2 predikat terbaik. Pengembang kurikulum Kemdikbud Paud SD.
A person srart to live where he can live outdife himself
Video eksperimen bottle rocket. STEAM education. Di th 2014 belum populer model STEAM.. Salah satu ada bottle rocket. Di balik eksperimen ada teori komplek yang lebih mudah dipahami murid karena menyenangkan. Rasanya waktu itu karena menjadi instruktur STEAM bahwa pelajaran STEAM hanya bisa dirasakan oleh sekolah elit. Gelisah karena ketimpangan dan disparitas kualitas pembelajaran yang Bu Galih saksikan. Atas keresahan ini maka belajar agar STEAM education bisa diterapkan ke SD Negeri. Setelah pulang S2 tidak bisa langsung merubah dunia
Kegelisahan karena merasa terjebak dengan pola pikir yang tidak berkembang. Saya merasa pendidikan gaya barat adalah yg paling benar.
Sekarang saya ingin mempelajari lebih dalam tentang regulasi atau kebijakan pendidikan dari berbagai perspektif
Setelah jadi guru, hambatannya mengubah potensi individu menjadi gerakan kolektif. Satu orang guru tidak dapat mengubah satu sekolah. Di Jakarta Pusat sekolahnya belum di renov. Latar belakang murid dari ekonomi pra sejahtera. Nutrisi juga kurang bergizi.
Melihat peluang di dalam kelas sendiri karena merasa sendiri menjalani ini semua untuk menjangkau orang yang punya perasaan sama makanya membuat konten.
Story telling adalah salah satu teknik konten saya. Facts dont persuade, but feelings do. And stories are the best way to get the feelings.
Tadi adalah contoh story telling dengan
Pembuka hok rocket bottle.
Isi cerita.
Cta konten2 edukasi.
Platform saya adalah portfolio, jejak digital dan identitas yang saya ingin tampilkan di publik.
Dengan platform saya di medsos, saya memiliki otonomi, komptensi (peningkatan kompetensi), keterhubungan (merasa ketagihan).
Menggunakan backward
Ada tujuan besar pendidikan adalah perlawanan, kebebasan. Pendidikan itu adalah benar2 membuat kita menjadi manusia yang utuh, kita butuh.
Pendidikan bisa diakses oleh setiap anak tanpa terkecuali.
Outputnya persepsi orang tidak hanya tugas guru saja, tapi pendidikan tidak hanya untuk masa depan tapi masa kini, lebih berempati, menahan diri untuk tidak flexing.
Yang bisa dibutuhkan karena ada umpan balik melalu dm dll.
Publik bisa melihat karena ada buktinya. Memahami trend dan mengisi kekosongan yang belum dibahas. Kalau ingin menjadi ciri khas perlu dipahami apa yang beda dari konten kita. Meningkatkan kualitas diri.
Pertama adalah kembali mengenali diri sendiri dulu. Sehingga bisa berdampak untuk orang lain.
Dalam membuat konten ada content pillar.
1. Educate.
2. Entertain, konten keluarga.
3. Promote, ajakan untuk melakukan sesuatu.
4. Inspire, story telling dan cerita inspiratif.
Membuat storyline
Waktu.
Di Inggris pernah mengajar pengungsi syiria. Susah mendapat lisensi mengajar di Inggris. Salah satunya adalah 0-18th perlu dilindungi haknya. (Tapi bisa discuss dengan ortu apakah semua aman, tidak mempermalukan murid, 20th kedepan ketika murid melihat tidak merasa stress atau malu)
Dalam membuat konten yang tidak biasa kita perlu melatih kemampuan lateral.
Ketika kehabisan ide pakai lotus blossom technique.
Tujuan ngonten: berusaha mempengaruhi (influence), motivate, drive dan inspire viewers to take action.
Ada berbagai jenis konten yang dipakai
Konten eksplanasi 21-34 detik banyak engagement dari komentar
Konten storytelling max 15detik (replays sampai jutaan)
Tujuan membuat konten adalah bagaimana cara mempengaruhi audiens untuk dapat tergerak melakukan sesuatu secara berkesadaran penug karena mereka percaya akan dampak dan manfaatnya walaupun bukan sekarang
Mengapa pembelajaran di Indonesia tertinggal?
Schooling but not learning. Indonesia tertinggal 128th.
Di luar dituntut untuk beropini atas dasar referensi tertentu.
Di Indonesia lebih ke hafalan bukan diskusi.
Pendidikan itu kompleks karena banyak aspek yang belum maksimal seperti nutrisi.
Kemampuan yang berbeda sekali adalah literasi. Di luar, semua orang banyak baca buku bukan main hp.
Kemampuan literasi bisa dilatih dengan membaca bersama orang tua di rumah.
Bagaimana tantangan dalam membuat konten, pilihan kata kunci dan SEO..
Search engine optimizion biasanya digunakan oleh brand. Bu Galih tidak menggunakan karena murni dari literasi, perkarya membaca. Tantangannya ada di waktu karena mengurus anak. Selain tantangan waktu ada kegemasan membahas isu2 tapi pengemasan diterima baik dan tidak menghakimi jadi cenderung untuk perfeksionis. Jika terlalu lama tidak konten maka berpengaruh views. Mampunya 1 minggu satu kali reels. Jangan sampai mengganggu waktu.
Bagaimana cara supaya lebih dekat dengan anak2?
Saya punya bounderies dengan murid2, dimana murid tidak boleh menghubungi diluar jam mengajar.
Minta duduk melingkar kemudian menunjukkan bahwa tidak membedakan mereka dll.
Selalu memberikan apresiasi setiap kebaikan mereka. Satu per satu. Kita ucapkan kebaikan dari teman. Satu per satu. Kedekatan lebih karena belum pernah menerima dengan yang lain.
Anak tidak bisa baca jadi bisa membaca karena diperhatikan.
Ngena di anak bukan karena ngomong tapi melaksanakan apa yang saya omongkan.
Ketika sudah membuat konten yang bagus kenapa tidak naik viewsnya.
Citra Pak Angga menjadi entertain (sebenernya ini ga masalah karena sudah menjadi citra, bagaimana caranya agar bisa informatif dengan tetap sesuai identitas)
Ketika beralih ke suatu topik kenapa viewsnya berkurang.
Harus perbanyak trial dan error.
Narasumber 2.
Mbak Ambar Nurul Ansari
Kepala Konsultan Ditjen GTK. Pendamping Bu Dirjen. 12 tahun berpengalaman di perdagangan internasional.
Komentar
Posting Komentar